“Rasanya tidak ada yang lebih baik dari ini. Memelukmu. Bercerita
tentang apa saja. Dan secangkir teh melati kesukaanku”, ucapku sambil terus
bersandar pada pundaknya yang seharian ini telah menjadi tempatku menangis.
“Heii, aku adalah jin dalam botol buatmu. Aku akan selalu
ada kapanpun kau membutuhkanku. Tujuh hari seminggu, 24 jam sehari” ia
menatapku dengan mata jenakanya.
Aku tahu, ucapku lirih
dalam hati. Aku hanya tak ingin menyakitimu. Aku tak pernah bisa memberikan
yang sebanding dari yang engkau berikan. Membuatmu melakukan semua ini untukku
adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Hanya kali ini, aku tak bisa lagi
menahan rasa sesak di dada ini.
Aku membutuhkan dia. Dia yang memiliki kupu-kupu kebahagianku.
Semua ada padanya. Aku pernah mencarinya di banyak laki-laki lain. Tapi hanya
dia yang mampu membuat duniaku yang jungkir balik menjadi indah berselimut
pelangi.
“Kok jadi melamun. Ada yang masih melayang-layang di
semestamu, peri kecil” dia ucapkan perlahan dengan suara baritonnya
Aku menggeleng. “aku cuma bahagia. Terima kasih untuk semua
ini”, sambil ku kecup pipinya
“Mari kita masuk, sayang. Udara di luar sudah mulai
dingin".
Aku berdiri, berjalan memasuki tenda mengikuti kupu-kupuku.
Comments