Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2012

Menyusuri Jalan Cinta

Bagi insan yang sedang berkasih kasihan, pilihan moda tranportasi bisa menjadi keseruan tersendiri.  Berkaca dari pengalaman, saya termasuk orang yang senang mencoba berbagai alat transportasi saat sedang berkasih-kasihan.  Begini kira-kira perasaan yang mewarnai dalam jalan-jalan cinta saya.  Kereta Api Berpegian dengan kekasih dengan lereta api menghadirkan perasaan yang aneh bagi saya, saat kami berdua merasa memiliki ruang privat sekaligus bersinggungan dengan publik.  Kalau perjalanan di lakukan saat siang hari perasaan yang hadir lebih seperti seolah saya bergandengan tangan dengannya sambil menembus lorong waktu. Saat malam dan tidak terlihat apapun, yang hadir lebih seperti hangat dan nyaman, sesekali mencuri kesempatan mengecup pipi kekasih. Tentu saja kalau penumpang lain sudah mulai tertidur. Sepeda Motor Untuk para laki-laki dan perempuan yang kekasihnya sedang murka, ajaklah ia naik sepeda motor. Ini pengalaman saya, semarah apapun saya dengan kekasih saya, s

kupu kupu ku

“Rasanya tidak ada yang lebih baik dari ini. Memelukmu. Bercerita tentang apa saja. Dan secangkir teh melati kesukaanku”, ucapku sambil terus bersandar pada pundaknya yang seharian ini telah menjadi tempatku menangis. “Heii, aku adalah jin dalam botol buatmu. Aku akan selalu ada kapanpun kau membutuhkanku. Tujuh hari seminggu, 24 jam sehari” ia menatapku dengan mata jenakanya. Aku tahu,  ucapku lirih dalam hati. Aku hanya tak ingin menyakitimu. Aku tak pernah bisa memberikan yang sebanding dari yang engkau berikan. Membuatmu melakukan semua ini untukku adalah hal terakhir yang ingin kulakukan. Hanya kali ini, aku tak bisa lagi menahan rasa sesak di dada ini. Aku membutuhkan dia.   Dia yang memiliki kupu-kupu kebahagianku. Semua ada padanya. Aku pernah mencarinya di banyak laki-laki lain. Tapi hanya dia yang mampu membuat duniaku yang jungkir balik menjadi indah berselimut pelangi. “Kok jadi melamun. Ada yang masih melayang-layang di semestamu, peri kecil” dia ucapkan

Sia-sia

dalam pekat beribu tanya kutemukan tubuhku di sana untuk apa dan sedang apa, kenapa repot-repot kau bertanya tiada ingin aku percaya segala kata berlapis gula apa yang ada di depan mata, itu saja kini pegangan jiwa tak akan lagi kuserahkan cinta, pada siapapun jua menggantung asa di dataran hampa berharap kasih selalu ada karena itu adalah sia-sia yang nyata

Partikel

Dia membawaku mengembara ke berbagai belahan bumi. Menyusupi Batu Kapur yang sejuk, hutan kalimantan yang hangat dan menyusuri jalan-jalan London. Aku berbagi kegelisahan yang sama saat Zahra bertengkar dengan keluarganya, menanyakan soal agama dan keberadaan Tuhan.  Aku pun serasa jatuh cinta pada Storm yang kubayangkan berwajah seperti Stve Jobs muda.  Merana dan lara, saat sahabatnya ia temukan bercumbu dengan kekasihnya. Rasa kehilangan kepercayaan pada manusia. Aku terhanyut dalam lembar demi lembar petualangan waktu.  Arus deras teori-teori yang ditawarkan juga telah menyeretku lebih dalam.. Tentang keberadaan alien, tentang fungi, tentang hubungan orang utan dan manusia. Mengingatkan aku pada cita-citaku yang teronggok dipojokan sejarah, menjadi insinyur pertanian. Aku mendapatkan hal baru dan pengalaman baru dari buku ini, itu sudah memuaskan diriku.  Tak peduli dengan berbagai kritik yang telah dilontarkan, buku yang memberikan pengalaman baru dan antusiasme adalah