Skip to main content

Posts

Showing posts from May, 2008

Haaaahh!!!

Sudah begitu lama kami bersama. Begitu lama sampai kami tidak perlu lagi berucap kata. Bukan berarti kami saling mengerti, tapi kami begitu saling membenci. Kami saling mengintimidasi. Saputan keagungan jiwa yang dulu begitu dipuja, terbusukan oleh bangga. Kami tinggal menjalani yang tersisa, mencoba untuk tidak saling mengganggu. Abai saja, toh tinggal sebentar saja.

Kata

Kata bisa menyampaikan banyak makna, kata juga bisa menyembunyikan banyak makna. Kata bisa menggambarkan siapa yang mengeluarkannya, tapi lebih sering lagi mengelabui kita akan pribadi orang yang mengeluarkannya. Gue banyak berteman dengan orang-orang yang sering bermain dengan kata, I am a lawye r, so for some people it's understandable . Gue sering berpikir, apa makna yang diucapkan seseorang, bahkan lebih jauh lagi gue mempertanyakan pengalaman spiritual atau pengalaman batin yang dialami seseorang pada saat mengucapkannya. Gue tipe orang yang sering tidak banyak bicara dengan orang lain, dan lebih memilih diam dan mencerna setiap kata yang mereka ucapkan. Mungkin gue terlalu berlebihan, tapi itu menarik sekali. Paling tidak membuat gue terus berusaha untuk menggunakan kata secara lebih bertanggungjawab.

Miss Potter

Miss Potter, gue menonton film itu semalam. Hampir sebulan belakangan gue memang sering terkena insomnia. Biasanya gue mengerjakan beberapa hal supaya insomnia gue menjadi produktif. Ngetik list undangan kawinan, bikin tulisan-tulisan kecil, menuangkan rasa penat di dada, atau kadang ngerjain thesis. Semalam gue memtuskan menonton DVD yang baru gue beli di Ambas. Dari beberapa yang gue beli, entah kenapa gue tertarik untuk menonton Miss Potter. Tampaknya gue tidak salah, gue suka sekali dengan film itu. Banyak kesamaan antara tokoh Miss Potter yang diperankan dengan Rene Zwal.. (gue gak tau spellingnya) ini. Kesamaan pertama, soal usia, 32 tahun. Yaaa engga sama-sama amat sih, gue dah 34 tahun gitu looh. Tapi setidaknya kita sama-sama thirty something. Kesamaan kedua, kami suka menuangkan cerita, kalo dia menungkan dalam bentuk gambar, maka gue lebih senang dalam bentuk tulisan. Kesamaan ketiga, gue punya cita-cita yang nyaris sama dengan apa yang dilakukan Miss Potter, mengembangkan

Suara-suara dalam Busway

Pulang kerja, naek busway. Gue berusaha tidur karena kayaknya capek banget, jam 20.30 gue baru keluar dari kantor. Kok gue gak bisa tidur, udah berusaha tapi ada suara-suara rame mendengung di sekeliling gue. Di depan gue ada mbak-mbak gitu, berdua ama temenya pake jilbab lagi curhat tentang kerjaan kantor dengan bersemangat. Di sebelah gue, juga ada mba-mbak dan temannya. Topik yang sama, soal pekerjaan dan teman-teman kantor. Di samping kiri gue, sama juga. Arrggghhh.... Pusing!! Dari hasil nguping gue atas pembicaraan mereka, gue kemudian sok-sok berefleksi. Ternyata sebagian besar orang tidak menyukai pekerjaan mereka dan juga tentu saja rekan-rekan kerja mereka. Kok mereka tahan ya... Gue aja yang teman-teman kantor gue menyenangkan, ya walaupun ada satu-dua orang yang mengjengkelkan, tetap aja gue mulai merasa bete di kantor. Jadi apa ya yang mereka harapkand dari bekerja? Uang? Ya tentu saja. Tapi selain uang? Sesuatu yang membuat kita bersemangat datang ke kantor, bersemangat

Akhirnya Datang Juga..

" Apa yang datang"? " hari pernikahan gue" "Trus, gimana perasaan lu?" "...ehm...gimana ya..e..gak sabar, campur agak stress, campur..deg-degan" Yup, akhirnya gue menikah juga. Setelah usia gue yang ke 34 ini, rasanya pernikahan seperti sudah menjadi suatu keharusan. Paling tidak buat sebagian orang di Indonesia ini. Perasaan gue sekarang bisa dikatakan tidak menentu. Gue memang tidak sabar menunggu moment ini datang, karena buat gue memulai sesuatu yang baru akan selalu menyenangkan. Agak stress juga karena harus mempersiapkan segala sesuatunya seorang diri. Tentu saja termasuk biaya pernikahan gue. Well tapi gak apa-apa lah... Gue mengerti betul kondisi kedua orang tua gue. Sebenernya yang membuat gue tidak sabar bukan karena pernikahan itu sendiri, tapi gue gak sabar untuk mewujudkan mimpi gue bersama Ar. Walaupun harus dimulai dari nol, tapi kami berdua punya keyakinan yang sama tentang masa depan. Yang lebih menyenangkan buat gue, Ar memb

Menjadi Seseorang

Ingin menjadi apakah gue sebetulnya? Pertanyaan ini mengganggu gue belakangan ini. Gue pernah sangat menyukai pekerjaan gue ini. Gue sangat enjoy melakukan berbagai penelitian, bergelut dengan ilmu pengetahuan. Dulu gue bercita-cita menjadi peneliti jagoan dengan segala kemampuan untuk berdebat dan berargumentasi. Lalu, semua itu seakan menjadi tidak bermakna lagi saat ini. Satu hal yang selalu gue ingin lakukan, adalah pekerjaan yang membuat gue merasa berarti buat orang lain. Itulah makanya pilihan menjadi peneliti gue ambil dulu. Lama gue bergelut disini, gue mulai merasakan gue menjadi orang yang narcis. Gue merasa melakukan sesuatu, tapi betulkah gue melakukan sesuatu... Apakah betul motivasi gue seperti itu? Kenapa gue merasa pekerjaan ini hanya seperti bisnis pada umumnya. Ada masanya gue percaya pada apa yang gue lakukan. Tapi lebih banyak gue merasa tidak sreg. Ada ganjalan di hati gue. Ada amarah besar. Gue hanya ingin menjadi seseorang... seseorang yang berguna untuk orang l

Kehilangan

Gue kehilangan banyak hal dalam beberapa hari ini. Pertama kehilangan semangat kerja dan orientasi kerja. Kedua kehilangan kepercayaan kepada beberapa orang dan ketiga kehilangan Ar yang baru saja pulang, kembali ke Lombok. Kehilangan yang pertama dan kedua adalah kehilangan yang amat menyiksa dan mengganggu jiwa gue. Gue tak percaya lagi idealisme ada di kantor ini. Gue tidak percaya lagi dengan orang-orang yang ada di dalamnya, well tidak semua..tapi sebagian besar. Kehilangan Ar tentu juga menyedihkan, tapi toh dia cuma tidak hadir secara fisik, tapi jiwa kami tetap terhubung. Gue memang harus pindah dari Jakarta..

Aku Ingin

Aku ingin menuliskan sesuatu, tapi bukan tentang teori hukum. Aku ingin menyatakan sesuatu, tapi bukan tentang peraturan perundang-undangan atau DPR. Aku ingin berbuat sesuatu, tapi tidak seperti jalan yang saat ini kutapaki. Tapi aku harus berpikir apa Aku harus berkata apa Dan aku harus berbuat apa Aku hanya ingin Tapi tak tau bagaimana