Skip to main content

Posts

Showing posts from April, 2015

Kopi Pekat Bikin Dekat 2

Malam itu dia datang lagi, mengetuk pintu kamarku sambil membawa secangkir kopi. Sudah lama aku biarkan dia menunggu di depan pintu. Aku bertahan dengan kopiku yg tinggal ampas-ampasnya saja. Makin lama makin hambar kurasakan. Malam itu aku tak tahan lagi, aku perlu kopi. Kopinya.

Kopi Pekat Bikin Dekat

Apa yang masih bisa kita pertahankan, selain percumbuan panas di atas ranjang? Kau dan aku tahu, kita  tak bisa lagi seperti dulu. Aku yang sering menuntut dan menyalahkanmu, dan kau yang lupa banyak hal tentang aku. Kopi yang dulu mendekatkan kita. Dari setiap cangkir yang kita minum bersama, jiwa kita mendekat satu depa. Kita sudah seperti dua jiwa di tubuh yang sama. Apa yang kau pikir dan rasakan, selalu hampir sama dengan apa yang ku pikir dan rasakan.  Aku lupa kapan tepatnya kopi pergi dari kita. Kita kehilangan perekat. Kau mencoba mengganti dengan perekat-perekat lain, tapi kau tahu itu tak akan berhasil. Kopi sudah meninggalkan kita, mungkin itulah tandanya. 

Ibu

Pada usia berapa kita siap untuk kehilangan ibu? Setelah mengalaminya, jawaban saya “tidak akan pernah siap”. Ibu sudah bertahun-tahun sakit, usia saya juga sudah lebih dari 40 tahun tetap saja dunia berantakan saat ibu pergi.   Di depan keluarga dan teman-teman saya mungkin terlihat biasa saja, tegar. Itu dengan sengaja saya lakukan untuk menguatkan adik dan ayah saya. Ayah saya selalu merasa lebih baik bila ada saya, karena saya terlihat paling tenang saat detik-detik kepergian ibu saya.   Dengan dingin saya harus memutuskan banyak hal melalui diskusi dengan dokter. Kakak dan adik saya sudah tidak ada yang sanggup bertemu dokter, mereka menyerahkan semua ke saya.   Saya yang menandatangani semua berkas-berkas itu; berkas persetujuan pemasangan ventilator, berkas penolakan tindakan pompa jantung sampai berkas persetujuan pencopotan ventilator dan surat kematian ibu saya. Saya simpan kesedihan saya pada malam-malam sesudahnya.   Saya menangis tak henti sampai tak bisa