Skip to main content

Posts

Showing posts from August, 2009

Hanya tentang Saya

Gue sangat kagum pada orang yang bisa multitasking, mengerjakan banyak hal sekaligus dan semua berhasil dengan baik. Gue sama sekali tidak demikian, gue hanya bisa mengerjakan satu hal saja dalam satu waktu. Kalau saat gue kerja, tiba-tiba disuruh rapat atau ketemu orang, gue membutuhkan lebih dari satu hari untuk mengembalikan mood. Apa yang sudah ada dalam otak, tiba-tiba “blup” hilang. Kondisi ini kadang sangat membuat gue gundah. Apalagi kalau ada hal yang seharusnya gue bisa membantu, tapi gue selalu tolak karena memang gue sulit sekali untuk berbagi otak. Jangankan dalam bekerja, dalam makanpun gue tidak pernah memilih lebih dari dua buah lauk. Karena gue akan bingung cara makannya dan tidak suka rasa yang bercampur-campur. Saat ini, kondisi gue tak jauh berbeda. Disamping mengerjakan pekerjaan-pekerjaan sisa, gue juga harus mengurus semua hal untuk kepindahan gue ke lombok. Gue tidak lagi punya “passion” untuk mengerjakan hal-hal lain, tentang organisasi misalnya. Banyak hal

Pak Nan dan Emak

Adalah Pak Nan dan Emak, gue memanggilnya demikian. Saudara jauh dari bokap yang tinggal bersebelahan dengan rumah gue. Sejak kecil gue sangat akrab dengan keluarga itu, gue sering tidur di rumahnya, belajar ngaji dengan ponakannya dan membantu mencabuti uban di kepala Pak Nan. Keluarga ini tidak dikaruniai anak, dan memutuskan untuk mengadopsi seorang putri pada tahun 1982. Putri kecilnya kemudian menikah dan dikaruniai 2 putra. Kalau gue pernah melihat seorang anak yang begitu berani dengan kedua orang tuanya, maka putri pak Nan inilah contohnya. Dia berani untuk membentak kedua orang tua itu. Dia asik nongkrong di warung atau menginap di rumah teman sementara dua anaknya yang kecil menjadi tanggungan Pak Nan dan Emak. Yang paling membuat gue ingin menangis adalah, Pak Nan kemaren pingsan di rumahnya. Apa pasal? Ternyata putri tercintanya diam-diam telah menukar semua perhiasan emasnya dengan perhiasan palsu. Uang tabungannya di bank pun telah habis terkuras karena ATM nya dipegan

Kerinduanku

Dalam kesempatan nongkrong-nongkrong bareng anak-anak dua hari lalu, ada sempet terlontar pertanyaan dari gpd kenapa Cak begitu dikagumi. Dari pengalaman gue yang cuma sekelumit saja kerja bareng Cak (saat koalisi konstitusi dan ruu politik) gue sudah bisa dengan mudah jatuh hati dan kagum pada dia. Soal pinter, itu sudah pasti. Analisis dia selalu gak biasa, angle yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Gue suka melongo-melongo denger dia presentasi di anggota MPR dulu. Tapi orang pinter itu banyak, Cak mempunyai nilai lebih yang jarang dimiliki orang adalah kesederhanaan, keberanian dan kerendahatian. Soal kesederhanaan, sudah bukan rahasia umum kalo Cak kemana-mana naek vespa dengan rumah dan barang-barang yang biasa-biasa aja. Pasti banyak sekali tawaran-tawaran yang menggoda iman, tapi dia bisa menepisnya. Rendah hati, buat orang sekualitas dia gue rasa rada sombong dikit masih bisa dimaafkan. Tapi dia gak pernah menampakan itu sama sekali, dalam diskusi dan rapat-rapat di