Skip to main content

Kerinduanku

Dalam kesempatan nongkrong-nongkrong bareng anak-anak dua hari lalu, ada sempet terlontar pertanyaan dari gpd kenapa Cak begitu dikagumi. Dari pengalaman gue yang cuma sekelumit saja kerja bareng Cak (saat koalisi konstitusi dan ruu politik) gue sudah bisa dengan mudah jatuh hati dan kagum pada dia. Soal pinter, itu sudah pasti. Analisis dia selalu gak biasa, angle yang tak pernah terpikirkan oleh orang lain. Gue suka melongo-melongo denger dia presentasi di anggota MPR dulu. Tapi orang pinter itu banyak, Cak mempunyai nilai lebih yang jarang dimiliki orang adalah kesederhanaan, keberanian dan kerendahatian.

Soal kesederhanaan, sudah bukan rahasia umum kalo Cak kemana-mana naek vespa dengan rumah dan barang-barang yang biasa-biasa aja. Pasti banyak sekali tawaran-tawaran yang menggoda iman, tapi dia bisa menepisnya. Rendah hati, buat orang sekualitas dia gue rasa rada sombong dikit masih bisa dimaafkan. Tapi dia gak pernah menampakan itu sama sekali, dalam diskusi dan rapat-rapat dia selalu mendengarkan dengan baik semua pendapat orang. Keliatan sekali bahwa dia bukan cuma punya pengetahuan yang luas tapi juga pengertian yang luas. Mungkin karena dia besar di dunia pergerakan dan berinteraksi dengan banyak orang, penghargaan dia terhadap manusia juga bertambah.

Kalau saja gue masih punya kesempatan bertemu dia, pengen banget rasanya menimba ilmu sebanyak-banyaknya dari dia. Gue kangen ada sosok seperti dia di tengah-tengah kita lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Sketsa Malam

Perempuan itu tersenyum manis menatap kanvas lukisnya. Malam ini dia akan membuatkan lukisan malam terindah untuk laki-laki yang dicintainya. Matanya terpejam saat kuas-kuas nya mulai menggoreskan sketsa malamnya, mulutnya tak henti mengeluarkan kata, seolah ia tengah berbincang dengan seseorang. “Selesai sudah”. Ia tersenyum lebar, ia bayangkan wajah gembira kekasihnya menerima lukisan itu. “Kasih, aku buatkan lukisan malam untuk mu” “Aku tak sabar melihatnya” Perempuan itu mengeluarkan lukisannya, meletakan tepat dihadapan kekasihnya. Sebuah pemandangan malam yang   sempurna.   Sebagian besar didominasi hitam keemasan yang ditimbulkan dari refleksi purnama. Bintang besar kecil berserakan di langit menempati posisi nya masing-masing. Purnama itu, ya purnama itu adalah purnama paling sempurna dari semua yang pernah ada. Lukisan itu pun mengeluarkan suara, ada jengkerik, lolongan anjing, gesekan daun.   Musik alam yang menghadirkan suasana antara ad...

Intersection

Saya tidak mengerti, mengapa kamu harus menyembunyikannya. Tahukah kamu, bahwa dari semua tutur kata dan tatapan matamu, aku tahu kamu menyukai dia. Kamu menceritakan dia berulang-ulang seolah dia adalah sumber inspirasi yang tak kunjung habis. Dia selalu mewarnai hari-harimu. Tak pernah satu haripun terlewat tanpa nama nya kau sebutkan. Yaa, memang terkadang kamu menceritakan tentang istrinya, tentang rekan kerjanya atau tentang kejadian-kejadian tidak penting. Tapi bukan kejadian itu yang ingin kau ceritakan. Kau hanya ingin menceritakan dia. Mungkin jiwamu sedang bergejolak. Ada rasa berdosa menyelinap dalam relung-relung dadamu. Tapi juga ada perasaan indah tak tertahan yang menyemburkan jutaan kegairahan hidup. Lalu tiba-tiba kerinduan menyeruak dalam lautan kegalauan yang sedang kau sebrangi, membuat langkahmu berhenti. Dan berhenti. Di titik ini, kau tidak tahu lagi harus bagaimana. Kenapa cinta ini tak lagi semudah masa SMA.. (Kau tercenung sambil memandangi bayimu yang sedan...

22 Februari 2013

Saya bahkan tak sempat berpikir atau berefleksi tentang ulang tahun saya. Minggu ini pekerjaan terasa begitu menggila. Pikiran saya tersita antara word, excel, keynote, email, proposal, laporan penelitian,   TOR, undangan, hotel kaos peserta, tas peserta, modul, dan tentu saja account bank kantor. Semua menarik-narik saya minta dijadikan prioritas. Saya tenggelam. Tapi saya percaya hidup tak akan membiarkan saya terus tenggelam. Saya jalani saja sambil terus berupaya menghidupkan binar mata, menegakan tubuh yang sudah lunglai dan mengembangkan sisa senyum. Pasti akan berakhir juga. Seorang teman terbaik memberikan sepanjang malam nya menemani saya melewati detik-detik ulang tahun saya. Sekumpulan batu yang lama telah ia kumpulkan   dari berbagai pantai di Indonesia ia berikan sebagai kado. Obrolan panjang kami malam itu, membuat saya lompat dari kubangan yang menenggelamkan. Ia memang selalu hadir, di saat seperti ini. Tanpa saya minta. Pagi hari...