Bagi insan yang sedang berkasih kasihan, pilihan moda
tranportasi bisa menjadi keseruan tersendiri.
Berkaca dari pengalaman, saya termasuk orang yang senang mencoba
berbagai alat transportasi saat sedang berkasih-kasihan. Begini kira-kira perasaan yang mewarnai dalam
jalan-jalan cinta saya.
Kereta Api
Berpegian dengan kekasih dengan lereta api menghadirkan
perasaan yang aneh bagi saya, saat kami berdua merasa memiliki ruang privat
sekaligus bersinggungan dengan publik.
Kalau perjalanan di lakukan saat siang hari perasaan yang hadir lebih
seperti seolah saya bergandengan tangan dengannya sambil menembus lorong waktu.
Saat malam dan tidak terlihat apapun, yang hadir lebih seperti hangat dan
nyaman, sesekali mencuri kesempatan mengecup pipi kekasih. Tentu saja kalau
penumpang lain sudah mulai tertidur.
Sepeda Motor
Untuk para laki-laki dan perempuan yang kekasihnya sedang
murka, ajaklah ia naik sepeda motor. Ini pengalaman saya, semarah apapun saya
dengan kekasih saya, saat berboncengan sepeda motor, mau tak mau saya akan
mendekap erat dia. Saat itu sudah
terjadi, tidak ada lagi kemarahan di hati. Saya suka sekali berboncengan sepeda
motor dengan kekasih di jalan hijau dan sepi. Rasanya kebebasan dan kegembiraan
bergumul menjadi satu. Kami biasanya berdendang bersama, atau saling
menggoda. Indah sekali dunia.
Kapal laut
Saya tidak terlalu suka naik kapal laut, mungkin karena
nenek moyang saya petani. Berada di kapal laut yang tidak jelas standar
keselamatannya, saya begitu penakut. Saya harus berpegang erat dengan tangan
kekasih saya. Sebentar saja dia meninggalkan saya, rasanya seperti menunggu
beduk maghrib. Lama dan menyiksa. Yang saya suka saat naik kapal laut, adalah
atraksi yang disuguhkan oleh para mahluk lucu bernama ikan. Lumba-lumba
misalnya, dalam perjalana antara Lombok-Bali, lumba-lumba sering berakrobat.
Seolah ingin menunjukan kepada manusia betapa cantiknya mereka. Pengalaman itu tak hilang dari ingatan.
Pesawat Terbang
Saya juga tidak terlalu suka dengan pesawat terbang. Bukan
pengalaman di atas pesawatnya yang tidak saya suka, tapi prosesi untuk menuju
ke sana. Biasanya saya harus bangun pagi, menuju bandara dan mengantri panjang
di tempat check in. Bersama kekasih saya tidak pernah punya cerita seru dengan
armada ini, semua biasa-biasa saja.
Becak
Ah transportasi ini bisa menghadirkan romantisme dan rasa
bersalah secara bersamaan. Saya senang naik becak, keliling kota yang masih
asing buat saya. Berpegangan tangan sambil menatap kekasih saya dengan mesra.
Tapi saya juga selalu jatuh iba pada pengayuhnya.
Comments