Masih perlukah kita meyakinkan diri satu sama lain. Mungkin kau terlalu sering ragu. Atau tingkah laku ku yang memang meragukan. Bisakah malam menutupi ketersingungan atau memang hidup tak perlu banyak pembicaraan. Hidup kita terlalu seru untuk ditutupi kegelisahan demi kegelisahan, kekhawatiran demi kekhawatiran. Bisakah kau menatap pada mataku hanya dengan kacamata cinta kasih. Tak perlu ada harapan harapan lain yang digantungkan. Tak perlu ada kekecewaan lain yang ditambatkan. Rasanya itu sudah lebih dari yang kubayangkan.
Perempuan itu tersenyum manis menatap kanvas lukisnya. Malam ini dia akan membuatkan lukisan malam terindah untuk laki-laki yang dicintainya. Matanya terpejam saat kuas-kuas nya mulai menggoreskan sketsa malamnya, mulutnya tak henti mengeluarkan kata, seolah ia tengah berbincang dengan seseorang. “Selesai sudah”. Ia tersenyum lebar, ia bayangkan wajah gembira kekasihnya menerima lukisan itu. “Kasih, aku buatkan lukisan malam untuk mu” “Aku tak sabar melihatnya” Perempuan itu mengeluarkan lukisannya, meletakan tepat dihadapan kekasihnya. Sebuah pemandangan malam yang sempurna. Sebagian besar didominasi hitam keemasan yang ditimbulkan dari refleksi purnama. Bintang besar kecil berserakan di langit menempati posisi nya masing-masing. Purnama itu, ya purnama itu adalah purnama paling sempurna dari semua yang pernah ada. Lukisan itu pun mengeluarkan suara, ada jengkerik, lolongan anjing, gesekan daun. Musik alam yang menghadirkan suasana antara ad...
Comments