Liburan akhir tahun ini memang berbeda. Gue baru menyadarinya, betapa banyak yang gue lewatkan. Gue adalah si pemberontak di keluarga. Tidak satupun acara liburan keluarga yang gue ikuti, tidak pernah satupun. Gue selalu punya acara sendiri bersama teman-teman gue, ke Padang, Yogya, Malang, Bandung, dan hampir seluruh daerah di Indonesia. Semua dengan teman gue. Indah sekali rasanya dunia bersama mereka. Gak perlu jadual khusus, gak perlu hotel bagus, asal udah barengan rasanya semua bisa dihadapi.
Kali ini gue memilih bersama seluruh keluarga besar gue, dengan ponakan-ponakan, ibu, suami, adik, kakak dan ipar. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Mereka bahagia, anak pemberontak ini sekarang sudah pulang. Sudah mau main ombak dan pasir dengan ponakannya, sudah bercengkrama sampai jauh malam dengan iparnya yang tidak terlalu dekat. Banyak yang ternyata menjadi berbeda kalau kita melewati waktu bersama.
Mungkin juga ini fase hidup, saat tidak lagi berpikir melulu tentang gue. Karena gue ternyata menjadi bagian dari hidup dari orang tua gue, kakak gue, adik gue, ponakan gue. Mereka hanya menikmati sedikit sekali dari waktu gue dibandingkan dengan jumlah yang gue gunakan untuk chit chat dengan teman, ngopa ngopi, surfing, shopping yang semua tentang gue, gue dan gue. Kebahagian gue, kepuasan gue dan kebanggaan gue!
Atau mungkin ini melankolia menjelang kepindahan gue ke Lombok. Gue akan berganti “rumah”, padahal gue tidak pernah memberikan perhatian yang cukup untuk rumah yang lama. Ada rasa sesak kalau memikirkannya. Betapa sedikit waktu yang tersisa untuk bersama dengan mereka.
Kali ini gue memilih bersama seluruh keluarga besar gue, dengan ponakan-ponakan, ibu, suami, adik, kakak dan ipar. Untuk pertama kalinya setelah sekian lama. Mereka bahagia, anak pemberontak ini sekarang sudah pulang. Sudah mau main ombak dan pasir dengan ponakannya, sudah bercengkrama sampai jauh malam dengan iparnya yang tidak terlalu dekat. Banyak yang ternyata menjadi berbeda kalau kita melewati waktu bersama.
Mungkin juga ini fase hidup, saat tidak lagi berpikir melulu tentang gue. Karena gue ternyata menjadi bagian dari hidup dari orang tua gue, kakak gue, adik gue, ponakan gue. Mereka hanya menikmati sedikit sekali dari waktu gue dibandingkan dengan jumlah yang gue gunakan untuk chit chat dengan teman, ngopa ngopi, surfing, shopping yang semua tentang gue, gue dan gue. Kebahagian gue, kepuasan gue dan kebanggaan gue!
Atau mungkin ini melankolia menjelang kepindahan gue ke Lombok. Gue akan berganti “rumah”, padahal gue tidak pernah memberikan perhatian yang cukup untuk rumah yang lama. Ada rasa sesak kalau memikirkannya. Betapa sedikit waktu yang tersisa untuk bersama dengan mereka.
Comments