Tiba-tiba dia hadir lagi di hadapan saya. Tak ada isyarat
dan firasat. Di ujung penat yang
berusaha dilipurkan dengan gurauan.
Tubuhnya penuh luka-luka dari kenangan. Pun ia tak minta disembuhkan,
luka itu ia biarkan terbuka, tak berusaha juga menutupinya. Setahun lalu kami
berpisah tanpa sempat memberikan kecup perpisahan. Keadaan begitu kacau balau
dan dia mungkin bingung harus bagaimana. Saya penuh maklum membiarkannya pergi
dan sudah merelakan ia tak kembali. Malam
ini dia hadir lagi di hadapan saya, tidak untuk apa-apa kecuali kembali pada
posisinya dalam hidup saya. Waktu kadang
memang begitu baik hati untuk
mengembalikan hal-hal yang telah diambilnya. Selamat kembali lagi.
Adakah usia membawa kita pada hampa? Dengan apa bisa kuhentikan masa? Mengembalikan muda yang bergelimang kriya Niscaya katamu? Tak ada yang niscaya pada jiwa yang merdeka
Comments