Perempuan yang sedang menggebet laki-laki memang sering
melakukan tingkah yang aneh. Mungkin begitu juga sebaliknya, tapi laki-laki sering berhasil menutupinya demi menjaga image. Saya mengalami beberapa peristiwa di mana
seorang perempuan sengaja menjatuhkan perempuan lain di depan laki-laki yang
sedang ia gebet. Walaupun sebetulnya perempuan lain itu sama sekali bukan
saingannya. Saya misalnya, dari sisi manapun saya bukanlah saingan seorang
perempuan muda yang sedang mencari kekasih. Saya sudah tidak muda lagi, ya usia
saya hampir mencapai 40, saya sudah bersuami, dan saya tidak pernah tertarik
mencari kekasih. Jadi rasanya tidak perlu jika harus mengeluarkan segala hal
tentang saya hanya untuk memastikan bahwa saya bukanlah target sang
lelaki. Saya menjadi lebih jengkel dalam
situasi saya kurang akrab dengan laki-laki itu, untuk apa segala hal tentang
pribadi saya dijembreng di depan mata. Ah entahlah, mungkin saya dirasakan
mengancam. Saya pastikan, saya bukan ancaman.
Perempuan itu tersenyum manis menatap kanvas lukisnya. Malam ini dia akan membuatkan lukisan malam terindah untuk laki-laki yang dicintainya. Matanya terpejam saat kuas-kuas nya mulai menggoreskan sketsa malamnya, mulutnya tak henti mengeluarkan kata, seolah ia tengah berbincang dengan seseorang. “Selesai sudah”. Ia tersenyum lebar, ia bayangkan wajah gembira kekasihnya menerima lukisan itu. “Kasih, aku buatkan lukisan malam untuk mu” “Aku tak sabar melihatnya” Perempuan itu mengeluarkan lukisannya, meletakan tepat dihadapan kekasihnya. Sebuah pemandangan malam yang sempurna. Sebagian besar didominasi hitam keemasan yang ditimbulkan dari refleksi purnama. Bintang besar kecil berserakan di langit menempati posisi nya masing-masing. Purnama itu, ya purnama itu adalah purnama paling sempurna dari semua yang pernah ada. Lukisan itu pun mengeluarkan suara, ada jengkerik, lolongan anjing, gesekan daun. Musik alam yang menghadirkan suasana antara ad...
Comments