Perempuan yang sedang menggebet laki-laki memang sering
melakukan tingkah yang aneh. Mungkin begitu juga sebaliknya, tapi laki-laki sering berhasil menutupinya demi menjaga image. Saya mengalami beberapa peristiwa di mana
seorang perempuan sengaja menjatuhkan perempuan lain di depan laki-laki yang
sedang ia gebet. Walaupun sebetulnya perempuan lain itu sama sekali bukan
saingannya. Saya misalnya, dari sisi manapun saya bukanlah saingan seorang
perempuan muda yang sedang mencari kekasih. Saya sudah tidak muda lagi, ya usia
saya hampir mencapai 40, saya sudah bersuami, dan saya tidak pernah tertarik
mencari kekasih. Jadi rasanya tidak perlu jika harus mengeluarkan segala hal
tentang saya hanya untuk memastikan bahwa saya bukanlah target sang
lelaki. Saya menjadi lebih jengkel dalam
situasi saya kurang akrab dengan laki-laki itu, untuk apa segala hal tentang
pribadi saya dijembreng di depan mata. Ah entahlah, mungkin saya dirasakan
mengancam. Saya pastikan, saya bukan ancaman.
Saya bahkan tak sempat berpikir atau berefleksi tentang ulang tahun saya. Minggu ini pekerjaan terasa begitu menggila. Pikiran saya tersita antara word, excel, keynote, email, proposal, laporan penelitian, TOR, undangan, hotel kaos peserta, tas peserta, modul, dan tentu saja account bank kantor. Semua menarik-narik saya minta dijadikan prioritas. Saya tenggelam. Tapi saya percaya hidup tak akan membiarkan saya terus tenggelam. Saya jalani saja sambil terus berupaya menghidupkan binar mata, menegakan tubuh yang sudah lunglai dan mengembangkan sisa senyum. Pasti akan berakhir juga. Seorang teman terbaik memberikan sepanjang malam nya menemani saya melewati detik-detik ulang tahun saya. Sekumpulan batu yang lama telah ia kumpulkan dari berbagai pantai di Indonesia ia berikan sebagai kado. Obrolan panjang kami malam itu, membuat saya lompat dari kubangan yang menenggelamkan. Ia memang selalu hadir, di saat seperti ini. Tanpa saya minta. Pagi hari...
Comments