Seorang berkata pada saya, saya adalah tipe
perempuan yang kuat dan mandiri. Anehnya, saya tidak merasa demikian. Ok, dalam
soal pekerjaan dan pertemanan mungkin betul. Saya orang yang tak menolak disuruh pergi kemanapun
dan tipe pekerjaan seperti apapun. Saya berani bepergian sendiri ke tempat yang
terpencil dan baru sekali itu saya kunjungi.
Sayapun tidak takut pulang larut malam dengan transportasi
publik. Saya tidak takut setan dan berani di kamar hotel sendirian,
berjalan-jalan dan makan sendirian. Saya
tidak mau bergantung atau menyusahkan orang lain. Tapi, semua itu saya lakukan
dengan catatan, tidak ada suami saya.
Situasinya menjadi kebalik total saat suami ada di samping
saya. Saya manja luar biasa, sampai
taraf yang tidak akan pernah terbayangkan oleh orang-orang sekeliling saya.
Saya bisa ngambek makan sampai dia menyuapi saya. Saya tidak mandi sampai dia membangunkan dan
menggendong saya. Saya bisa mematung tak berbicara, sampai dia mengarang ngarang
joke-joke, memasang muka lucu, atau menggelitiki saya sampai saya gak tahan
lagi untuk tertawa dan berhenti ngambek. Saya menggelendot pada dia sepanjang
waktu. Hanya bersama dia juga saya bisa
menangis tanpa malu dan dibilang lemah.
Jadi kenapa saya seperti
dua pribadi yang sangat berbeda? Saya mandiri dan kuat di ranah publik,
tapi manja tiada tara pada ranah privat saya dengan suami. Kesimpulan saya
sementara, mungkin hanya bersama dia sebetulnya saya merasa nyaman, percaya dan
terlindungi. Pada yang lain, saya masih
hati-hati sehingga saya perlu untuk melindungi diri saya sendiri. Sistem
pertahanan diri saya memaksa saya untuk menjadi kuat saat saya sendirian. Tapi
begitu merasa ada yang melindungi, saya bisa dengan lega bersandar dan
meletakan perisai saya. Sepertinya
begitu.
Comments