Ada suatu hari di mana kau hanya ingin mengumpat pada dunia. Ada suatu hari di mana kau tak tahu harus berbagi pada siapa. Ada suatu hari kau merasa sepi, tak ada kawan atau kekasih menemani. Suatu hari di mana semua alasan tak masuk di akal. Suatu hari di mana hanya puisi yg bisa mengerti, menemani sekaligus paling masuk akal. Suatu hari itu hari ini. Dan aku hanya ingin bersama puisi. Puisi menemani sampai kasih tiba di sini. Atau mungkin, kaulah si kekasih sejati. Puisi.
Perempuan itu tersenyum manis menatap kanvas lukisnya. Malam ini dia akan membuatkan lukisan malam terindah untuk laki-laki yang dicintainya. Matanya terpejam saat kuas-kuas nya mulai menggoreskan sketsa malamnya, mulutnya tak henti mengeluarkan kata, seolah ia tengah berbincang dengan seseorang. “Selesai sudah”. Ia tersenyum lebar, ia bayangkan wajah gembira kekasihnya menerima lukisan itu. “Kasih, aku buatkan lukisan malam untuk mu” “Aku tak sabar melihatnya” Perempuan itu mengeluarkan lukisannya, meletakan tepat dihadapan kekasihnya. Sebuah pemandangan malam yang sempurna. Sebagian besar didominasi hitam keemasan yang ditimbulkan dari refleksi purnama. Bintang besar kecil berserakan di langit menempati posisi nya masing-masing. Purnama itu, ya purnama itu adalah purnama paling sempurna dari semua yang pernah ada. Lukisan itu pun mengeluarkan suara, ada jengkerik, lolongan anjing, gesekan daun. Musik alam yang menghadirkan suasana antara ad...
Comments