Saya ini perempuan yang cengeng. Saya cepat sekali menangis. Saat terlalu senang saya menangis, saat jatuh cinta saya menangis, saat terharus saya menangis, apalagi saat sedih. Yang saya ingat, saya pernah menangis dua hari berturut-turut saat SMA dulu. Entah dari mana datangnya air mata saya, rasanya banyak betul persediannya. Pengen rasanya menyumbangkan ke bang IRH yang matanya sakit karena kurang air mata.
Menangis mungkin media saya mengeluarkan emosi yang paling ampuh. Habis itu biasanya saya sangat lega dan bisa menghadapi dunia. Kadang saya merasa kasihan dengan pasangan saya, pasti dia bingung harus berbuat apa saat saya menangis tanpa henti. Walaupun sebenernya saat seperti itu saya memang tidak butuh apa-apa kecuali pelukan hangat dan kecupan manis dari dia.
Namun adakalanya saat saya mengalami perasaan kesal tiada tara, tapi entah kenapa tidak bisa menangis. Beberapa kali ini terjadi, dan cukup membuat saya bingung. Saya coba teliti dan hayati apa sebenarnya yang sedang saya rasakan. Tidak berhasil, sampai sekarang belum mendapat jawabnya.
Soal tangis menangis ini kadang bikin saya agak tengsin juga sih, karena suka bisa terjadi kapan saja di mana saja. Satu tahun lalu misalnya, saat sedang naik transjakarta, air mata saya meleleh tanpa henti. Sudah saya coba mengalihkan pikiran saya ke manapun, tapi tak berhasil. Atau pernah juga saat sedang duduk-duduk di café bareng teman-teman. Ini masih mending sih, karena mereka bisa jadi shoulder to cry on.
Dengan menangis ini saya tidak pernah merasa saya orang yang lemah. Justru sebaliknya, saya merasa kuat luar biasa setelahnya. Bahkan kadang saya berpikir, ini salah satu sebab kenapa wajah saya agak awet muda..hehe. Karena saya melepaskan semua emosi negatif saya untuk kemudian mengisinya dengan energi baru yang positif.
Jadi teman-teman, jangan kaget ya kalau saya menangis. Cukup peluk saja aku:)
Comments