Gue merasa tidak pernah terlalu mencintai kota ini. Macet, panas, pengap. Semua orang tergesa, tak ada yang santai menikmati suasana. Wajah-wajah tegang, ketidakpedulian dan kekejaman mengalir deras dalam darah kota ini. Harusnya gue dapat dengan mudah meninggalkannya, tanpa ada haru biru kesedihan. Tapi mengapa tidak demikian adanya. Sudut-sudut kota ini menyimpan banyak penggalan cerita hidup gue seperti halnya gue menyimpan banyak cerita tentang kota ini. Satu-satu persatu gambar-gambar itu muncul dalam kepala gue, seperti kumpulan film pendek. Slide Pertama Sebuah warung kopi, di sebuah mall di bilangan Jakarta selatan. Di sana kami sering bertemu. Kami bisa bercerita tentang apa saja, dari soal politik, hukum, sampai seksualitas. Ribuan pembicaraan, ribuan nasehat dan motivasi hidup yang kami share. Dunia harusnya bangga memiliki kita, persahabatan yang tulus tanpa persaingan, tanpa penghakiman, tulus. Ketulusan memang barang langka di kota ini, hanya dengan mereka gue bisa mer...