Pagi hadir kembali. Beberapa alunan lagu, secangkir kopi dan sepotong roti. Begitu selalu ritualnya menikmati pagi. Kadang ada suaranya menemani, tapi lebih sering pagi berlalu seperti ini. Lambat dan Lamat. Tak ada hiruk pikuk, tak ada lonceng yang memburu. Syahdu dan sendu. Ini pagi yang sempurna, pekiknya. Pagi memang selalu sempurna di matanya. Tapi setelah siang, semua menjadi menggila.
Banyak hal yang harusnya bisa saya tulis dalam beberapa minggu terakhir ini. Saya berpindah ke lebih dari empat kota dalam sebulan ini, dari Lombok saya ke Bau-bau, lalu berdiam sejenal di Makasar, Jakarta, Bali lalu ke Jakarta kembali. Lelah sudah pasti, kangen suami, apalagi. Dari perjalanan ke berbagai kota itu saya bertemu banyak orang (sebagian besar adalah mereka yang tergabung dalam sebuah organisasi masyarakat sipil) dan mendaapatkan banyak sekali pengetahuan baru tentang dunia OMS ini. Bukan barang baru memang karena saya sudah terlibat di dalamnya selama kurang lebih sepuluh tahun, namun posisi saya di dalam kegiatan itu yang membuatnya berbeda. Saya harus melakukan pemeriksaan terhadap empat organisasi di sultra terkait beberapa aspek, visi dan kepemimpinan, kesolid an tim, budaya organisasi dan knowledge management. Secara umum organisasi ini punya dua problem utama yaitu soal visi dan kepemimpinan yang lemah dan kedua soal knowledge management yang kacau. Lemahnya lea
Comments