Ada sesuatu yang tidak “lepas” kesan itu pasti kan tertangkap dengan beberapa jenak saja bertemu dengannya. Cara dia berpakaian, cara dia bicara, makan, berjalan, semua seperti ada penata gayanya. Tidakah dia ingin sesekali berteriak lantang atau menari lepas?? Tidakah ingin ia sesekali memeluk dan menjabat tangan seseorang dengan kasih yang tulus? Bukan karena keterpaksaan atau karena kesopanan semata?
Gue selalu bertanya dalam hati, beban apa yang ia pikul begitu berat. Tidakah beban itu bisa ia lepaskan kalau ia mau. Ia menjadi pribadi yang mati, kaku dan terkesan sombong. Entah seperti apa dia yang sebenarnya, gue gak pernah tau. Gue selalu melihat dia dari image yang ingin dia bentuk. Dan gue tidak menyukainya, entahlah orang lain.
Bukan tanpa alasan gue tidak menyukainya, ia pernah berbicara tanpa sedikitpun menatap, sibuk dengan blackbery nya. Dia tidak menjawab hampir semua email yang gue kirimkan dan beberapa email teman yang gue tahu. Dia tidak pernah mengucapkan terima kasih dan tidak pernah memberikan pujian atas prestasi yang dibuat orang lain.
Gue pernah mengagumi dia, duluuu sekali. Tapi tidak sekarang. Mungkin karena gue semakin dewasa dan kriteria kekaguman gue kepada orang lain mulai bergeser. Dulu, gue kagum dengan orang yang bertampang cakep, bermobil bagus, karier sukses. Kini, gue kagum dengan orang yang sederhana, empatik, pinter, berani, ulet dan humble.
Gue pernah mendengar bahwa dia ingin orang tidak memandang dia sebagai pribadi yang seperti itu, tapi bagaimana mungkin jika dia terus berperilaku seperti itu. Andai saja dia lebih banyak tersenyum, lebih banyak menghargai orang lain, lebih banyak berteman dengan tulus orang-orang biasa menurut pandangan dia, mungkin dia akan bisa merubah image yang tanpa sadar telah ia langgengkan.
Gue selalu bertanya dalam hati, beban apa yang ia pikul begitu berat. Tidakah beban itu bisa ia lepaskan kalau ia mau. Ia menjadi pribadi yang mati, kaku dan terkesan sombong. Entah seperti apa dia yang sebenarnya, gue gak pernah tau. Gue selalu melihat dia dari image yang ingin dia bentuk. Dan gue tidak menyukainya, entahlah orang lain.
Bukan tanpa alasan gue tidak menyukainya, ia pernah berbicara tanpa sedikitpun menatap, sibuk dengan blackbery nya. Dia tidak menjawab hampir semua email yang gue kirimkan dan beberapa email teman yang gue tahu. Dia tidak pernah mengucapkan terima kasih dan tidak pernah memberikan pujian atas prestasi yang dibuat orang lain.
Gue pernah mengagumi dia, duluuu sekali. Tapi tidak sekarang. Mungkin karena gue semakin dewasa dan kriteria kekaguman gue kepada orang lain mulai bergeser. Dulu, gue kagum dengan orang yang bertampang cakep, bermobil bagus, karier sukses. Kini, gue kagum dengan orang yang sederhana, empatik, pinter, berani, ulet dan humble.
Gue pernah mendengar bahwa dia ingin orang tidak memandang dia sebagai pribadi yang seperti itu, tapi bagaimana mungkin jika dia terus berperilaku seperti itu. Andai saja dia lebih banyak tersenyum, lebih banyak menghargai orang lain, lebih banyak berteman dengan tulus orang-orang biasa menurut pandangan dia, mungkin dia akan bisa merubah image yang tanpa sadar telah ia langgengkan.
Comments