" Jadi elo nikah ama orang Sumbawa Ni" "Trus, kerjaan elo gimana, sayang lagi" " Yakin lu betah, elo khan anak kota banget" Ada suara-suara itu bergema dalam keseharian gue, dalam alam sadar gue, juga dalam alam bawah sadar gue. Gue tidak menganggapnya sebagai sebuah hambatan, tapi justru membantu gue untuk secara jernih memikirkan semuanya. Gue memang bertekad untuk pindah ke Mataram awal tahun depan, sebagai gue, sebagai istri. Soal bagaimana gue akan hidup, tidak pernah gue cemaskan. Gue memang tidak pernah mencemaskan masa depan, tidak pernah mencemaskan soal karier. Saat gue hidup dengan nilai-nilai yang gue percayai, itulah letak kebahagiaan gue. Satu hal yang selalu gue percaya, gue orang yang beruntung. Pekerjaan selalu datang sendiri ke gue, bahkan sering gue tolak karena gue merasa ada yang lebih berhak. Rejeki juga sering datang ke gue dengan cara yang tidak pernah gue duga. Gue sudah mengkontrak rumah di Pagutan Permai, tepatnya di Jalan Danau