Perempuan itu mengenali perasaan-perasaan itu. Perasaan yang sudah ia timbun dengan gumpalan kasih sayang. Kenapa tiba-tiba mereka mencuat merobek otot segar kenangan manisnya. Dia mengenali rasa terhina itu, saat laki-laki itu menggagalkan janjinya untuk satu acara yang bahkan tak pernah ada. Atau rasa miris saat laki-laki itu lebih memilih pergi dengan perempuan lain, meninggalkannya di kamar hotel sendirian. Begitu juga rasa nelangsa, saat laki-laki itu membelikannya sebuah buku yang tak pernah ingin dibacanya. Perempuan itu tahu buku itu adalah buku favorit dari kekasih laki-laki itu. Perasaan-perasaan itu bersamanya lagi kini. Menunggu abadi.