Minggu ini sungguh berat buat kami. Pertemuan kami yang hanya dua bulan sekali inipun tak dapat sepenuhnya kami nikmati. Kami harus siang malam ke rumah sakit menjaga Ibuk. Kami punya cara sendiri untuk menikmati kebersamaan. Ritual minum teh di teras rumah setiap pagi dan sore sambil berbincang tentang hal-hal lucu. Malam hari, sebelum tidur kami saling membacakan puisi. Puisi apa saja, bergantian kami baca. Saya beruntung ada dia disamping saya, saat dunia saya sedang jungkir balik dan perasaan saya campur aduk. Entah karena ada dia saya tenang, atau karena dia yang tenang saya jadi ikut terbawa tenang. Saya rasa kami memang pasangan yang tangguh dalam menghadapi badai. Beberapa kali kami mengalami masa genting. Tapi selalu bisa kami ubah air mata itu menjadi tawa. Mertua saya pun menyatakan kekagumannya pada kami. Semoga selalu begitu. Semoga kami bisa selalu tumbuh bersama. 888 saat ini sudah empat tahun. Selamat untuk kita....