Saya mudah jatuh cinta pada penulis fiksi dan puisi, semudah
saya jatuh cinta pada karya-karya mereka. Daya imaginasi mereka sepertinya
adalah pemikat nomor satu, melebihi daya pikat apapun yang ada di dunia
ini. Menerka-nerka bagaimana proses
kreatif dan siapa orang dibalik tokoh-tokoh rekaan mereka adalah misteri paling
ingin saya pecahkan di dunia. Oleh karenanya saya menjadi begitu terobsesi
untuk berkenalan dengan mereka. Bertemu
mereka di sebuah ruang bisa bikin saya deg-deg an tidak jelas seperti orang
yang ketemu gebetan. Salah tingkah dan berusaha mencari cara untuk berkenalan
tapi cukup malu untuk melakukan. Mungkin
sebetulnya saya sedang terobsesi dan jatuh cinta dengan mimpi saya sendiri. Mimpi
yang belum berani saya jalani.
Jam 18.30 malam saat irma telp gue dari ponselnya. Gue masih asik bergoogling di ruang meeting kecil, udah sepi tinggal gue dan si gundul pacul. Tenyata band cowoknya irma yang namanya mirip-mirip fenomena alam itu malam ini maen di w.al.h.i, di empang tiga. Kok di empang tiga yaa?? Perasaan gue di daerah mampang lokasi organisasi itu. Tapi mungkin aja gue salah, secara dah lama gak gaul ama orang-orang dunia per NGO an ini. Si irma mengajak gue melihat cowoknya maen, yang sebenernya temen kantor gue juga. Gue waktu itu semangat-semangat aja, ya apa salahnya siapa tau ada yang menarik. Gue janjian ama irma ketemuan deket republika, sebagai titik temu paling strategis. Gue meluncur naek busway dari halimun, masih penuh banget. Sampe sana ternyata dah mulai, acaranya digelar di halaman organisasi itu. Gue coba mengamati orang-orang yang ada, kok gak ada yang gue kenal. Yaaa at least gue khan kenal ama ED nya yang baru kepilih itu, yang dulu pernah gue temui waktu dia masih di Banjarmasin
Comments